EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum) SEBAGAI ANTIBIOTIK ALAMI


BAB I

1.1 Latar Belakang
            Indonesia adalah negara yang memiliki kekayaan alam melimpah. Salah satunya adalah kekayaan flora dan fauna. Kekayaan tersebut memberikan manfaat yang besar bagi kesejahteraan rakyat Indonesia, termasuk manfaat dibidang kesehatan, terutama tanaman berkhasiat obat yang dapat digunakan dalam pengobatan tradisional. Produk-produk yang berasal dari tumbuhan telah banyak digunakan sebagai obat. Salah satu contoh adalah bawang putih, selain digunakan sebagai makanan dan penyedap rasa, juga telah dipercaya sebagai obat untuk pengobatan berbagai penyakit.
Bawang putih (Allium sativum)  pertama kali ditemukan di wilayah Asia Tengah dan khususnya di wilayah Asia, Eropa, dan Afrika. Kini bawang putih bukan lagi menjadi tanaman yang asing di telinga masyarakat dunia. telah diketahui sejak lama dapat digunakan sebagai bumbu masakan dan pengobatan (Ross et al., 2001).
Bawang Putih memiliki kandungan yang sangat banyak. Menurut USDA Nutrient Database dalam 100 gram bawang putih terkandung beberapa nilai gizi yakni : Selenium 14, 2 mg, Mangan 1,672 mg, Seng 1,16 mg (12 %), Sodium 17 mg (1 %), Kalium 401 mg (9 %), Fosfor 153 mg (22 %), Magnesium 25 mg (7 %), Zat besi 1,7 mg (14 %), Kalsium 181 mg (18 %), Vitamin C 31,2 mg (52 %), Folat (B9 Vit) 3 mg (1 %), Vitamin B6 1, 235 (mg %), Asam pantotenat (B 5) 0, 596 mg (12 %), Niacin (vit B3) 0, 7 mg (5 %), Riboflavin (vit. B2) 0, 11 mg (7 %), Thiamnine (Vit. B1) 0,2 mg (15 %), Beta-karoten 5 mg, Protein 6,39, Lemak 0,5, Diet serat 2,1, Gula 1,00. Karbohidrat 33, 06. Selain itu dalam bawang putih juga mengandung zat aktif alliin dal allicin yang keduanya merupakan senyawa sulfur yang bisa menunjang kesehatan tubuh. Manfaat allicin pada bawah putih memiliki senyawa sulfur yang dapat mencegah dan mengobati penyakit kronis dan mematikan, seperti kanker dan penyakit jantung.Zat bioaktif yang berperan sebagai antibakteri dalam bawang putih adalah allicin yang mudah menguap (volatil) dengan kandungan sulfur (Harris et al., 2001; Johnston, 2002).
Allicin memiliki khasiat sebagai pembunuh kuman atau antibakteri dan daya antibiotik yang dapat menyembuhkan berbagai penyakit infeksi. Penyakit infeksi yang dapat disembuhkan oleh allicin salah satunya penyakit infeksi yang disebabkan oleh Staphylococcus aureus, Proteus vulgaris, Bacillus subtilis, Serratia marcescens, Shigella dysentriae dan Escherichia coli.


1.2       RumusanMasalah
1.      Apakahekstakbawangputihdapatdigunakansebagaiantibiotik?
2.      Bagaimana proses pembuatanekstrakbawangputihsebagaiantibiotik?
1.3       Tujuan
1.      Mengetahuiekstakbawangputihdapatdigunakansebagaiantibiotik.
2.      Mengetahuiproses pembuatanekstrakbawangputihsebagaiantibiotik.


BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1  BawangPutih


Bawangputih sebenarnya berasal dari Asia Tengah, diantaranya Cinadan Jepang yang beriklim subtropik. Dari sini bawang putih menyebar keseluruh Asia, Eropa,dan akhirnya keseluruh dunia. Di Indonesia, bawang putih dibawa oleh pedagang Cina dan Arab, kemudian di budidayakan di daerah pesisir atau daerah pantai.Seiring dengan berjalannya waktu kemudian masuk kedaerah pedalaman dan akhirnya bawang putih akrab dengan kehidupan masyarakat Indonesia. Peranannya sebagai bumbu penyedap masakan modern sampai sekarang tidak tergoyahkan oleh penyedap masakan buatan yang banyak kita temui di pasaran yang dikemas sedemikian menariknya (SyamsiahdanTajudin, 2003).





2.1.1 Klasifikasi
Kingdom               : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom          : Tracheobionta (Tumbuhanberpembuluh)
Super Divisi          : Spermatophyta (Menghasilkanbiji)
Divisi                     : Magnoliophyta (Tumbuhanberbunga)
Kelas                     : Liliopsida (berkepingsatu / monokotil)
Sub Kelas              : Liliidae
Ordo                      : Liliales
Famili                    : Liliaceae (sukubawang-bawangan)
Genus                    : Allium
Spesies                  : Allium sativum L.

2.2  Antibiotik
Antibiotikadalahobat yang digunakan untuk mengatasi infeksi bakteri.Antibiotik bisa bersifat bakterisid (membunuhbakteri) atau bakteriostatik (mencegahberkembangbiaknyabakteri). Pada kondisi immunocompromised (misalnyapadapasien neutropenia) atau infeksi di lokasiyang terlindung (misalnyapadacairan cerebrospinal), maka antibiotik bakterisid harus digunakan.

  
 BAB 3. PEMBAHASAN

      3.1 Kandungan Bawang Putih
Bawang putih merupakan tanaman dari jenis genus Allium yang telah dimanfaatkan oleh manusia sejak 7000 tahun yang lalu. Tanaman ini pertama kali ditemukan di wilayah Asia Tengah dan telah lama diambil manfaatnya sebagai bahan makanan dan sebagai bahan dasar obat khususnya di wilayah Asia, Eropa, dan Afrika. Kini bawang putih bukan lagi menjadi tanaman yang asing di telinga masyarakat dunia. Meskipun begitu, tak banyak yang mengetahui manfaat yang dihasilkan dari mengonsumsi bawang putih selain dari kegunaannya sebagai bahan pelengkap bumbu dapur.
Bawang Putih memiliki kandungan yang sangat banyak. Menurut USDA Nutrient Database dalam 100 gram bawang putih terkandung beberapa nilai gizi yakni : Selenium 14, 2 mg, Mangan 1,672 mg, Seng 1,16 mg (12 %), Sodium 17 mg (1 %), Kalium 401 mg (9 %), Fosfor 153 mg (22 %), Magnesium 25 mg (7 %), Zat besi 1,7 mg (14 %), Kalsium 181 mg (18 %), Vitamin C 31,2 mg (52 %), Folat (B9 Vit) 3 mg (1 %), Vitamin B6 1, 235 (mg %), Asam pantotenat (B 5) 0, 596 mg (12 %), Niacin (vit B3) 0, 7 mg (5 %), Riboflavin (vit. B2) 0, 11 mg (7 %), Thiamnine (Vit. B1) 0,2 mg (15 %), Beta-karoten 5 mg, Protein 6,39, Lemak 0,5, Diet serat 2,1, Gula 1,00. Karbohidrat 33, 06. Selain itu dalam bawang putih juga mengandung zat aktif alliin dal allicin yang keduanya merupakan senyawa sulfur yang bisa menunjang kesehatan tubuh. Manfaat allicin pada bawah putih memiliki senyawa sulfur yang dapat mencegah dan mengobati penyakit kronis dan mematikan, seperti kanker dan penyakit jantung.
Studi terbaru yang sudah diterbitkan dalam jurnal ilmiah Scientific Reports mencoba melihat lebih dekat serta mendokumentasikan kemampuan ajoene untuk menghambat molekul RNA pada dua jenis bakteri. Penelitian sebelumnya sudah menunjukkan bahwa bawang putih memiliki resistensi alami yang paling kuat terhadap bakteri. Selain menghambat molekul RNA bakteri, senyawa bawang putih aktif juga dapat merusak pelindung berlendir yang menyelubungi bakteri, yang disebut biofilm.
Dalam beberapa penelitian membuktikan bahwa senyawa organosulfur dalam bawang putih yakni alliin, allicin, E-Ajoene dan Z-Ajoene memiliki aktivitas antibakteri, antibiotik dan immunumodulator. Hal ini dibuktikan dengan hasil molecular docking liganreseptor, berupa afinitas pengikatan, residu asam amino, ikatan hidrogen dan interaksi hidrofobik.


3.2 Pembuatan perasan ekstrak bawang putih
Bawang putih (Allium sativum Linn) yang nantinya akan diekstrak untuk diambil senyawa allicin. Allicin merupakan salah satu senyawa yang terdapat dalam bawang putih (Allium sativum Linn). Allicin terbentuk dari Alliin yang bertemu dengan enzim alliinase. Allicin tidak ada pada bawang putih yang belum dipotong atau dihancurkan (Majewski, 2014). Allicin dibentuk ketika bawang putih (Allium sativum Linn) ditumbuk atau diiris. Adanya kerusakan pada umbi bawang yang ditimbulkan dari dipotongnya atau dihancurkannya bawang putih akan mengaktifkan enzim Allinase yang akan memetabolisme alliin menjadi allicin, yang kemudian akan dimetabolisme menjadi vinyldithiines dan Ajoene. Proses ini memakan waktu berjam-jam dalam suhu ruangan dan hanya memakan waktu beberapa menit dalam proses memasak.
Umbi bawang putih yang digunakan berumur sekitar 6 bulan, segar :
1.      Bawang putih segar disiapkan dengan cara dikupas, dicuci dengan air bersih, lalu ditiriskan kemudian digerus menggunakan mortar.
2.      Sebanyak 5 kg bawang putih dibersihkan dan dikeringkan
3.      Kemudian digiling hingga menjadi serbuk halus
4.      Serbuk bawang putih seberat 50 g dilarutkan dalam 100 ml aquadest steril dan diperas sehingga didapatkan larutan bawang putih dengan konsentrasi 50%
5.      Kemudian diencerkan menjadi 25% dan 12,5%.


BAB 4 KESIMPULAN
           
            Bubuk bawang putih efektif digunakan sebagai dekontaminan bakteri              S. aureus, E. coli, S. typhimurium, P. aeruginosa untuk menjaga kualitas dan
meningkatkan keamanan pangan pada bahan makanan seperti daging ayam. Bawang putih merupakan salah satu bahan alami yang bersifat menghambat bakteri, sehingga dikatakan bawang putih merupakan antibakteri. Bawang putih mengandung minyak atsiri, yang bersifat antibakteri. Selain itu bawang putih mengandung allisin yang mempunyai daya antibakteri yang kuat. Bawang putih dapat beraksi sebagai antibakteri karena bawang putih mengandung ekstrak sulphur yang memberi nilai lebih dalam kesehatan. Sebagai antibakteri, perlu diketahui aktivitas bawang putih terhadap beberapa bakteri diantaranya Escherichia coli dan Salmonella thypii.

Komentar

Postingan Populer