BIOTEKNOLOGI BAYI TABUNG
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kematian
bukan lagi merupakan berakhirnya proses untuk melahirkan keturunan. Melalui
teknik bayi tabung, sel telur yang berada di dalam ovarium betina berkualitas
unggul sesaat setelah mati dapat diproses in vitro di luar tubuh sampai tahap
embrional. Selanjutnya embrio tersebut ditransfer pada resipien sampai
dihasilkan anak. Secara alamiah sapi betina berkualitas unggul dapat
menghasilkan sekitar tujuh ekor anak selama hidupnya. Jumlah tersebut dapat
berkurang atau menjadi nol bila ada gangguan fungsi reproduksi atau kematian
karena penyakit. Untuk menyelamatkan keturunan dari betina berkualitas unggul
tersebut, embrio dapat diproduksi dengan cara aspirasi sel telur pada hewan
tersebut selama masih hidup atau sesaat setelah mati. Dari ovarium yang
diperoleh di rumah potong hewan bisa diperoleh sekitar 20 sampai 30 sel telur
untuk setiap ternak betina yang dipotong. Sel telur hasil aspirasi tersebut
selanjutnya dimatangkan secara in vitro. Sel telur yang sudah matang diproses
lebih lanjut untuk dilakukan proses fertilisasi secara in vitro dengan
melakukan inkubasi selama lima jam mempergunakan semen beku dari pejantan berkualitas
unggul. Sel telur yang dibuahi dikultur kembali untuk perkembangan lebih
lanjut. Pada akhirnya embrio yang diperoleh akan dipanen dan dipindahkan rahim
induk betina dan dibiarkan tumbuh sampai lahir (Kapoor dan Dikshit, 2005).
1.2 Rumusan
Masalah
1. Apa Pengertian Bioteknologi Dan Bioteknologi
Modern?
2. Apa Pengertian Bayi Tabung?
3. Apa Tujuan Penemuan Bayi Tabung?
4. Bagaimana Proses
Pembentukan Bayi Tabung (IVF)?
5. Apa Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Bayi Tabung
Diadakan?
6. Apa Dampak Positif Dan Dampak Negative Bayi Tabung?
1.3 Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Bioteknologi Dan
Bioteknologi Modern.
2. Untuk Mengetahui Pengertian Bayi Tabung.
3. Untuk Mengetahui Tujuan Penemuan Bayi Tabung.
4. Untuk Mengetahui Proses Pembentukan Bayi Tabung IVF.
5. Untuk Mengetahui Faktor – Faktor yang Mempengaruhi
Bayi Tabung Ditiadakan.
6. Untuk Mengetahui Dampak Positif Dan Dampak Negative
Bayi Tabung.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bioteknologi
secara umum berarti meningkatkan kualitas suatu organisme melalui aplikasi
teknologi. Aplikasi teknologi tersebut mampu memodifikasi peran biologis suatu
organisme dengan menambahkan gen dari organisme lain atau merekayasa gen pada
organisme tersebut.
Bioteknologi
adalah penggunaan biokimia, mikrobiologi, dan rekayasa genetika secara terpadu
yang bertujuan untuk menghasilkan barang atau jasa bagi kehidupan manusia. atau
Bioteknologi juga dapat didefinisikan sebagai ilmu terapan yang menggabungkan
berbagai cabang ilmu dalam proses produksi barang dan jasa.
Bioteknologi
Modern adalah bioteknologi menurut atau berdasar pd manipulasi atau rekayasa
DNA, yang dilakukan dengan memodifikasi gen-gen spesifik serta memindahkannya
pada organisme yang tidaksama seperti bakteri tumbuhan, ataupun hewan.
Bayi tabung
adalah bayi yang merupakan hasil pembuahan yang berlangsung di dalam tabung.
Teknologi ini sebenarnya kelanjutan dari teknologi inseminasi buatan, hanya
proses pembuahan pada bayi tabung terjadi di luar sedangkan inseminasi terjadi
di dalam tubuh. Kedua-duanya sama-sama merupakan perkembangbiakan
generatif.
Bayi tabung
(test tube baby/in vitro fertilization) adalah bayi yang dihasilkan melalui
proses pembuahan sel telur oleh sperma di dalam tabung laboratorium (atau cawan
petri). Sel telur yang matang diambil dari indung telur (ovarium) ibu sesaat
sebelum ovulasi melalui alat khusus yang dimasukkan lewat vagina. Dengan
kemajuan teknologi, proses pengambilan ini tidak memerlukan operasi dan dapat
dipantau secara cermat lewat gambar ultrasonografi. Sel telur yang sudah
diambil lalu ditaruh dalam tabung untuk “dikawinkan” dengan sperma.
Hasil
persilangan kemudian akan disimpan dalam satu tempat persemaian yang bersuasana
mirip tuba falopii, lingkungan alamiah untuk calon embrio. Dalam 2-3 hari,
sel-sel calon embrio akan berkembang melalui proses penggandaan, lalu
dipindahkan kembali ke rahim ibu agar tumbuh secara normal menjadi bayi. Proses
selanjutnya seperti kehamilan biasa.
Untuk
meningkatkan peluang kesuksesan proses bayi tabung, sebelum pengambilan sel
telur si calon ibu akan dirangsang kesuburannya melalui injeksi hormon dan
stimulasi lainnya. Tujuannya agar sel telur yang dihasilkan adalah yang
berkualitas terbaik dan lebih dari satu. (Dalam keadaan normal, wanita hanya
menghasilkan satu sel telur untuk periode ovulasi).Pada saat yang sama, pria
calon ayah juga menjalani program untuk meningkatkan kualitas spermanya. Sperma
segar yang diambil dari calon ayah masih akan diseleksi untuk diambil yang
terbaik.
Siklus
proses bayi tabung bisa dilakukan berkali-kali sampai berhasil. Sel telur
ekstra dan sperma berkualitas yang telah diambil dapat dibekukan untuk cadangan
bila percobaan pertama gagal. Tingkat keberhasilan bayi tabung bisa lebih dari
50% dalam beberapa siklus percobaan. Faktor utama yang menentukan keberhasilan
adalah usia calon ibu dan ayah. Peluang keberhasilan mengecil bila usia
keduanya sudah di atas 40 tahun.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pengertian bioteknologi dan bioteknologi modern
· Bioteknologi
merupakan salah satu hasil dari berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi.
Bioteknologi adalah pemanfaatan makhluk hidup untuk mengubah bahan menjadi
produk dan jasa, dengan menggunakan prinsip-prinsip ilmiah. Bioteknologi ini
meliputi biologi molekuler, biokimia dan rekayasa genetika. Rekayasa genetika
merupakan proses dan teknik untuk menghasilkan produk dan jasa yang melibatkan
pemanfaatan mikroba. Rekayasa genetika merupakan alat yang mendasar dari
bioteknologi.
· Bioteknologi
modern merupakan bioteknologi yang didasarkan pada rekayasa DNA (gen). Selain
itu, memanfaatkan dasar mikrobiologi dan biokimia.
3.2 Pengertian Bayi Tabung
Bayi tabung
adalah individu atau bayi yang pembuahannya terjadi diluar tubuh wanita, dengan
cara mempertemukan sel gemet betina (ovum) dengan sel jantan (spermatozoon)
dalam sebuah bejana (petri disk) yang didalam bejana telah disediakan medium
yang cocok (suhunya dan lembabnya) dengan didalam rahim sehingga zyigote (hasil
pembuahan) yang terjadi dari dua sel tadi menjadi morulla (moerbei) dan
kemudian menjadi blastuta (pelembungan). Pada stadium blastuta calon bayi
dimasukkan (diinflantasikan) dalam selaput lendir betina yang siap untuk
dibuahi dalam masa subur (sekresi). Teknik ini biasa dikenal dengan Fertilisasi
in Vitro (FIV).
Pelayanan
terhadap bayi tabung dalam dunia medis dikenal dengan istilah
fertilisasi-in-vitro yang memiliki pengertian sebagai berikut:
Fertilisasi-in-vitro adalah pembuahan sel telur oleh sel sperma di dalam tabung
petri yang dilakukan oleh petugas medis. Inseminasi buatan sebagai suatu
teknologi reproduksi berupa teknik menempatkan sperma di dalam vagina betina.
Awal berkembangnya inseminasi buatan bermula dari ditemukannya teknik
pengawetan sperma. Sperma bisa bertahan hidup lama bila dibungkus dalam
gliserol yang dibenamkan dalam cairan nitrogen pada temperatur -321 derajat
Fahrenheit.
3.3 Tujuan Penemuan Bayi Tabung
Pada mulanya
program pelayanan ini bertujuan untuk menolong pasangan suami istri yang
tidakmungkin memiliki keturunan secara alamiah disebabkan tuba falopii istrinya
mengalami kerusakan yang permanen. Namun kemudian mulai ada perkembangan
dimana kemudian program ini diterapkan pula pada pasutri yang memiliki penyakit
atau kelainan lainnya yang menyebabkan tidak dimungkinkan untuk memperoleh
keturunan.
3.4 Proses Pembentukan Bayi Tabung
(IVF)
Cara
pembuatan bayi tabung atau proses terjadinya bayi tabung, untuk
memulai proses bayi tabung dibutuhkan tekad yang kuat mengingat prosesnya yang
tidak mudah. Berikut ini adalah tahap-tahap proses bayi tabung:
1. Dokter
hewan akan melakukan seleksi pasien terlebih dahulu, apakah masih layak untuk
mengikuti program bayi tabung atau tidak. Bila layak, barulah pasien bisa masuk
dan mengikuti program bayi tabung.
2. betina
diberi obat pemicu ovulasi yang berfungsi untuk merangsang ovarium mengeluarkan
sel telur yang diberikan setiap hari
3. Kemudian,
dilakukan stimulasi dengan merangsang ovarium si calon betina untuk memastikan
banyaknya sel telur. Karena secara alami, sel telur hanya satu. Namun untuk
bayi tabung, diperlukan sel telur lebih dari satu untuk memperoleh
embrio. Pematangan sel – sel telur di pantau setiap hari melalui
pemeriksaan darah betina dan pemeriksaan ultrasonografi. Dalam IVF, dokter
hewan akan mengumpulkan sel telur sebanyak-banyaknya. Dokter hewan kemudian
memilih sel telur terbaik dengan melakukan seleksi. pada proses ini
pasien disuntikkan hormon untuk menambah jumlah produksi sel telur.
Perangsangan berlangsung 5 - 6 minggu sampai sel telur dianggap cukup matang
dan siap dibuahi. Proses injeksi ini dapat mengakibatkan adanya efek samping.
4. Pemantauan
pertumbuhan folikel berupa suatu cairan berisi sel telur di ovarium yang bisa
dilihat dengan USG. Pemantau tersebut bertujuan untuk melihat apakah sel telur
tersebut sudah cukup matang untuk dipanen.
5. Menyuntikkan
obat untuk mematangkan sel telur yang belum dipanen agar siap.
6. Setelah
itu dokter hewan atau tenaga medis akan melakukan proses pengambilan sel telur
untuk di proses di laboratorium. Pengambilan sel telur dilakukan dengan
penusukan jarum ( pungsi ) melalui vagina dengan tuntunan
ultrasonografi. Selama masa subur, betina akan melepaskan satu atau dua
sel telur. Sel telur tersebut akan berjalan melewati saluran telur dan kemudian
bertemu dengan sel sperma pada kehamilan yang normal. http
7. Setelah
dikeluarkan beberapa sel telur,
8. Pengambilan
sperma dari pejantan pada hari yang sama. Bagi pejantan yang tidak memiliki
masalah dengan spermanya, maka pengambilan sperma umumnya dilakukan dari hasil
menggunakan vagina buatan. Tapi jika ternyata ada masalah dengan sperma, sperma
diambil dengan cara operasi untuk mengambil sperma langsung dari testis.
9. kemudian
sel telur tersebut dibuahi dengan sperma pejantan yang telah diproses
sebelumnya dan dipilih yang terbaik. Untuk mendapatkan kebuntingan,
satu sel sperma harus bersaing dengan sel sperma yang lain. Sel Sperma yang
kemudian berhasil untuk menerobos sel telur merupakan sel sperma dengan
kualitas terbaik saat itu.
10. Sel telur dan
sperma yang sudah dipertemukan di dalam tabung petri kemudian dibiakkan di
dalam inkubator. Pemantauan dilakukan 18 – 20 jam kemudian dan kemudian
keesokan harinya diharapkan sudah terjadi pembuahan sel. Baru dilakukan proses
pembuahan (fertilisasi) di dalam media kultur di laboratorium untuk
menghasilkan embrio.
11. Embrio yang berada
dalam tingkat pembelahan sel ini. Kemudian diimplantasikan ke dalam betina.
Pada periode ini tinggal menunggu terjadinya kebuntingan. Dokter hewan kemudian
memilih 3 embrio terbaik untuk ditransfer yang diinjeksikan ke sistem
reproduksi betina.
12. Penunjang fase luteal
untuk mempertahankan dinding rahim. Pada tahap ini, biasanya dokter hewan akan
memberikan obat untuk mempertahankan dinding rahim si betina supaya bisa
terjadi kebuntingan.
13. Jika dalam waktu 14
hari setelah embrio diimplantasikan tidak terjadi masalah, dilakukan
pemeriksaan air kemih untuk kehamilan, dan seminggu kemudian dipastikan dengan
pemeriksaan ultrasonografi.
3.5 Faktor – Faktor Yang
Mempengaruhi Bayi Tabung Diadakan:
Banyak
faktor yang menjadi penyebab infertilisasi sehingga pasangan suami istri tidak
mempunyai anak, antara lain:
1. Faktor
infeksi, berupa infeksi pada sistem seksual dan reproduksi jantan maupun betina,
2. Faktor hormon, berupa gangguan fungsi
hormon pada jantan maupun betina sehingga
pembentukan sel spermatozoa dan ovum terganggu.
pembentukan sel spermatozoa dan ovum terganggu.
3. Faktor
fisik, berupa benturan atau temperatur atau tekanan pada testis sehingga proses
produksi spermatozoa terganggu.
produksi spermatozoa terganggu.
3.6 Dampak Positif Dan Negative Bayi
Tabung
a. Dampak Positif
·
Memberi
harapan kepada peternak untuk menghasilkan anak dari betina yang bermasalah.
·
Membantu mengoptimalkan
hasil ternak di dunia peternakan.
·
Mampu
mengatasi permasalahan kelainan organ reproduksi ataupun lainnya
·
Menghindari
penyakit (seperti penyakit menurun/genetis)
·
Menuntut
manusia untuk menciptakan sesuatu yang baru.
b. Dampak Negatif
Resiko bayi tabung:
Pertama, terjadinya
stimulasi ovarium yang berlebihan memungkinkan terjadinya penumpukan cairan di
rongga perut dan memberikan dampak seperti kembung, mual, muntah, dan hilangnya
selera makan.
Kedua, saat pengambilan
ovum dengan jarum menimbulkan risiko terjadinya perdarahan, infeksi, dan kemungkinan
jarum mengenai kandung kemih, usus, dan pembuluh darah. Dengan persiapan yang
baik dan panduan teknologi ultrasonografi, keadaan tersebut umumnya dapat
dihindari.
Ketiga, risiko
kebuntingan kembar lebih dari 2 (dua) akan meningkat dengan banyaknya embrio
yang dipindahkan ke dalam uterus. Hal ini akan memberikan risiko akan
persalinan prematur yang memerlukan perawatan lama.
Keempat, risiko
akan keguguran dan kehamilan di luar kandungan. Melalui pemberian hormon dan
pemindahan embrio dengan panduan ultrasonografi, keadaan tersebut diharapkan
tidak terjadi.
Kelima, risiko
lain yang timbul dapat berupa biaya yang dikeluarkan, kelelahan fisik, dan
stres.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Semua teknologi yang berkembang memiliki kelemahan maupun kelebihan. Dalam
elakukan bayi tabung ini diharapkan dapat meningkatkan populasi ternak untuk
mengoptimalkan hasil ternak di bidang peternakan. Akan tetapi perlu
dipertimbangkan baik buruknya dan resiko yang akan terjadi, karena juga dapat
embahayakan pasien.
Komentar
Posting Komentar