UROLITHIASIS
A.
Pengertian
Urolithiasis yaitu kondisi terbentuknya
urolith pada saluran perkencingan, seperti pada vesika urinaria, ginjal, ureter
dan uretra. Urolith atau disebut juga bladder stone merupakan batu yang
terbentuk akibat supersaturasi di urin dengan kandungan mineral-mineral yakni
kalsium, oksalat, dan fosfat yang dapat bergerak turun sepanjang ureter dan
masuk ke dalam vesika urinaria. Kristal yang paling sering ditemukan
adalah kalsium oksalat dengan presentase kejadian 46,3% dan magnesium amonium
fosfat sebanyak 42,4%.
Setelah terjadi pengendapan,
partikel-partikel yang telah mengkristal dapat bertambah besar ukurannya,
memperparah kerusakan dan menimbulkan gejala klinis pada hewan tersebut.
Urolith ini terbentuk di dalam saluran urinaria dalam berbagai bentuk dan
jumlah, tergantung pada infeksi, pengaruh diet/konsumsi, dan genetik.
Faktor-faktor yang mendukung terjadinya batu adalah aktivitas statis, kurang
minum, makanan yang banyak mengandung kalsium, oksalat dan fosfat serta
penurunan pH urin.
Pembentukan urolith dimulai dari ginjal
yang kemudian terbawa melalui ureter dan terakumulasi di vesika urinaria.
Kejadian urolithiasis umumnya terjadi pada semua spesies hewan, terutama pada
kucing, anjing, dan sapi. Bentuk kalkuli bisa sangat halus seperti pasir, namun
dapat juga bulat membesar dan berbentuk tidak teratur.
Adanya
urolith didalam saluran perkencingan dapat menyebabkan iritasi yang menimbulkan
rasa nyeri, akibatnya saluran tersebut rusak dan ditemukan darah bersama urin.
Iritasi yang ditimbulkan dari hasil gesekan antara kalkuli dengan lumen vesika
urinaria tergantung dari permukaan kalkuli itu sendiri.
B.
Penyebab
Kejadian terbentuknya urolit pada
vesica urinaria biasa terjadi pada hewan. Urolit ini terbentuk di dalam vesica
urinaria dalam berbagai bentuk dan jumlah tergantung pada infeksi, pengaruh
diet/konsumsi, dan genetik.
Urolit terdiri dari berbagai
komposisi mineral, biasanya diidentifikasi oleh mineral yang menyusun 70% atau
lebih dari komposisinya. Urolit ini membentuk nidus disekelilingnya, yang dapat
terdiri dari leukosit, bakteri, dan matrix organik bercampur dengan kristal,
atau hanya kristalnya saja. Nidus menyusun sekitar 10-20% dari total massa
urolit. Hal ini memungkinkan nidus dibentuk dari berbagai tipe kristal
daripada bagian lainnya, yang biasa dikenal sebagai epitaxial growth. Struvite
dan kalsium oksalat adalah yang paling banyak ditemukan pada kasus klinik.
Batu dan kristal tersebut dapat ditemukan di ginjal,
urethra, dan kebanyakan di vesika urinaria (kandung kencing). Adanya batu
atau kristal tersebut dapat membuat iritasi saluran air kencing, akibatnya
saluran tersebut rusak, ditemukan darah bersama urin yang dapat menimbulkan
rasa sakit.
Penyebab terbentuknya batu saluran kemih diduga
berhubungan dengan gangguan aliran urine, gangguan metabolik, infeksi saluran
kemih, dehidrasi dan keadaan-keadaan lain yang masih belum terungkap
(idiopatik).
Secara epidemiologis terdapat beberapa faktor yang
mempermudah terjadinya batu saluran kemih yang dibedakan sebagai faktor intrinsik
dan faktor ekstrinsik;
Faktor
intrinsik, meliputi:
1.
Herediter; diduga dapat diturunkan dari generasi ke
generasi.
2.
Umur
3.
Jenis kelamin
Faktor
ekstrinsik, meliputi:
1.
Geografi; pada beberapa daerah menunjukkan angka
kejadian yang lebih tinggi daripada daerah lain sehingga dikenal sebagai daerah
stone belt (sabuk batu)
2.
Iklim dan temperatur
3.
Asupan air; kurangnya asupan air dan tingginya kadar
mineral kalsium dapat meningkatkan insiden batu saluran kemih.
4.
Diet; diet tinggi purin, oksalat dan kalsium mempermudah
terjadinya batu saluran kemih.
5.
Aktifitas ; penyakit ini sering dijumpai pada hewan
yang kurang bergerak atau kurang aktivitas fisik (sedentary life).
Teori terbentuknya urolithiasis / batu ginjal ada 2, yakni :
1. Teori
nukleasi: Batu terbentuk di dalam urine karena adanya inti batu atau sabuk batu
(nukleus). Partikel-partikel yang berada dalam larutan kelewat jenuh akan
mengendap di dalam nukleus itu sehingga akhirnya membentuk batu. Inti bantu
dapat berupa kristal atau benda asing saluran kemih.
2. Teori matriks:
Matriks organik terdiri atas serum/protein urine (albumin, globulin dan
mukoprotein) sebagai kerangka tempat mengendapnya kristal-kristal batu.
Urine normal mengandung
zat penghambat pembentuk kristal yakni magnesium, sitrat, pirofosfat, mukoprotein
dan beberapa peptida. Jika kadar salah satu atau beberapa zat ini berkurang
akan memudahkan terbentuknya batu dalam saluran kemih.
C.
Gejala Klinis
1.
Sering berusaha urinasi, namun urin yang dikeluarkan
sedikit atau hanya menetes
2.
Terlihat tegang saat urinasi (dysuria/stranguria).
3.
Tidak mampu untuk urinasi (anuria) jika terjadi
obstruksi sempurna
4.
Hematuria ( kencing darah )
5.
Vesica urinaria menggelembung karena penuh urin
6.
Terjadi ruptur di vesica urinaria yang dapat
mengakibatkan terjadinya ascites
D.
Diagnosa
Diagnosa
dapat diperkuat dengan melakukan beberapa pemeriksaan, yakni:
1. Palpasi
abdominal
2. Katerisasi
3. Pemeriksaan
radiograf
4. Pemeriksaan
ultrasonografi
5. Urinalisis
E.
Pengobatan
Terapi
untuk penyakit urolithiasis bisa tanpa pembedahan maupun tanpa pembedahan,
yakni :
1. Tanpa
pembedahan
Untuk
mengatasi urotroliasis tanpa operasi yaitu dengan pemberian obat-obatan yang
dapat merelaksasi muskulus. Tindakan-tindakan yang bisa dilakukan bila pasien
dipastikan terkena urolith adalah sebagai berikut :
1.
Pemberian suntikan penenang guna memudahkan
pengeluaran urine.
2.
Evakuasi urin menggunakan kateter propylene dengan
berbagai ukuran sesuai dengan besar ukuran kucing.
Terapi untuk gangguan pada saluran urinaria seperti
urolithiasis dapat dilakukan kateter yang diameter lebih, mendorong urolit ke
dalam vesika urinaria, memasukkan larutan garam fisiologis ke traktus urinarius
sehingga terjadi pengeluaran urin dan kristal pada VU, pemberian obat
kolinergik seperti bethanechol dianjurkan untuk mengencangkan otot-otot vesika
urinaria yang mengendur. Pemberian antibiotik juga diperlukan untuk
mencegah kemungkinan terjadinya infeksi sekunder serta analgesik fenazopiridin
untuk mengurangi rasa nyeri pada hewan. Cairan infus yang perlu diberikan
ialah larutan Ringer Laktat 5%dengan dosis 20 – 40 cc/kgBB/hari. Bilamana
kucing banyak muntah (karena sudah terjadi uremia/gagal ginjal), maka cairan
yang diberikan ialah Ringer Dextrose 5%.
2. Pembedahan
a.
Cystotomy (Pembukaan kandung kencing)
Operasi
cystotomy dilakukan dengan membuka abdomen dibagian ventral kemudian membuka
vesika urinaria (kandung kencing). Batu atau kristal diambil dari dalam kandung
kencing kemudian kandung kencingnya dijahit kembali.
Setelah
operasi, kateter masih perlu dipasang selama 4-5 hari untuk mencegah kemungkinan
penyumbatan oleh bekuan darah. Pemberian antibiotik secara parenteral atau
peroral perlu diberikan selama ±6 hari.
b.
Urethrotomi
Urethrotomy dilakukan apabila batu atau kristal tidak
berhasil dimasukkan ke dalam vesika urinaria menggunakan kateter. Setelah batu
atau kristal diketahui posisinya, maka dilakukan sayatan pada uretra kemudian
batu atau kristal tersebut dikeluarkan. Selanjutnya, kateter dimasukkan sampai
ke dalam vesika urinaria, lalu sayatan dijahit.
Komentar
Posting Komentar